Senin, 30 September 2013

Ferrari Luar Angkasa’ akan Tabrak Bumi


Sebuah satelit sains yang dijuluki ‘Ferrari of space’ (Ferrari luar angkasa) karena memiliki sirip yang ramping akan segera kehabisan bahan bakar dan menabrak Bumi setelah sukses menjalankan sebuah misi, ujar juru bicara Badan Antariksa Eropa (ESA).

Satelit yang diluncurkan pada 2009 tersebut -- sebuah wahana antariksa berteknologi tinggi yang dirancang untuk memonitor gravitasi dan sirkulasi samudra -- kemungkinan akan kehabisan bahan bakar pada pertengahan Oktober mendatang, ujar manajer misi satelit itu kepada AFP pada 11 September lalu.

Satelit Gravity Ocean Circulation Explorer (GOCE) mengorbit di ketinggian yang sangat rendah yakni hanya 260 km. Di ketinggian tersebut, masih terdapat molekul-molekul atmosfer.

Untuk mengurangi hambatan, satelit ini memiliki bentuk segi delapan yang menyerupai anak panah dan dua sirip untuk memberikan kestabilan aerodinamis tambahan, berbeda dengan satelit berbentuk kotak yang beroperasi di ruang hampa udara.

Satelit ini tetap melayang berkat adanya mesin ion yang beroperasi dengan stok 41 kilo bahan bakar dan kini jumlahnya turun menjadi sekitar dua kilo ujar Rune Floberghagen dari simposium ESA di Edinburgh, Skotlandia.

"Situasinya kini sistem pendorong elektrik yang membuat wahana antariksa ini tetap terbang di ketinggian sangat rendah akan berhenti berfungsi antara akhir September dan awal November -- yang memiliki kemungkinan paling besar adalah periode pertengahan antara kedua bulan tersebut, sekitar 16 atau 17 Oktober,” ujar Rune Floberghagen.

Sebagian besar dari wahana antariksa dengan panjang 5,3 meter ini akan hancur dan terbakar ketika meluncur di ketinggian 75-80 kilometer, ujar Rune Floberghagen.

Menurut analisis mengenai jatuhnya satelit, sekitar 250 kilo dari satu ton massa Satelit Gravity Ocean Circulation Explorer itu akan tetap utuh ketika menabrak permukaan Bumi dengan “antara 40 dan 50 fragmen” tersebar lebih dari 900 kilometer, ujar Floberghagen.

Saat ini masih belum bisa ditentukan di mana lokasi jatuhnya satelit karena tidak dapat dikendalikan, ujar Floberghagen.

Ia menjelaskan bahwa baru pada 2008, setelah GOCE didesain dan dibangun, sebuah perjanjian internasional mengharuskan satelit penelitian memiliki pendorong yang memungkinkan penentuan lokasi jatuhnya satelit yang membuat pecahannya jatuh ke samudra, sehingga mengurangi risiko menimpa permukiman.

“Satelit ini tidak sama seperti satelit lainnya yang tidak dapat dikontrol kejatuhannya. GOCE merupakan wahana antariksa yang amat kecil. Kita harus menempatkan hal ini ke dalam perspektif dan tidak mendramatisasi apa yang sedang terjadi di sini,” ujar Floberghagen. Ia menambahkan bahwa ESA memberikan nasihat kepada otoritas nasional mengenai kejadian tersebut.
Floberghagen mengatakan bahwa bahan bakar satelit seharusnya dapat bertahan selama 20 bulan.

Namun misi tersebut amat terbantu dengan aktivitas surya yang amat rendah dan juga mengurangi kepadatan molekul udara pada ketinggian tersebut.

Sebagai dampaknya, misi yang menghabiskan dana 350 juta euro (setara Rp5,05 triliun) ini, setelah menghadapi sejumlah masalah, bertahan dua kali lipat lebih lama dari waktu yang dijadwalkan.

“Semua orang merasa amat senang dengan misi ini, baik dalam hal kemampuan kami memonitor medan gravitasi Bumi, dan juga prestasi yang kami raih, kemampuan kami untuk memahami dan menggunakan wahana antariksa ini,” ujar Floberghagen.

“Pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan ini amat luar biasa dan kami sudah mendemonstrasikan banyak teknologi baru,” ujar Floberghagen.

Senin, 23 September 2013

Asteroid Seukuran Bus Nyaris Hantam Bumi

Asteroid baru BX34 seukuran bus kini nyaris menabrak Bumi. Namun, kata ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), batu angkasa itu tidak menimbulkan bahaya.


Asteroid itu akan melintas dalam jarak 59.044 kilometer dari Bumi pada sekitar pukul 15.30 GMT atau 22.30 WIB. Dengan lebar hanya 11 meter, benda angkasa ini terlalu kecil untuk menimbulkan ancaman bagi Bumi.

"Andaipun mengarah ke Bumi, tidak akan bisa melalui atmosfer kita dalam kondisi utuh," demikian pernyataan Program Pengamatan Asteroid NASA dalam akun Twitter-nya.

Dekatnya posisi asteroid dengan Bumi, seperti dikutip Space, memungkinkan pengamat luar angkasa amatir untuk mengamatinya hanya dengan peralatan sederhana. "Mereka bisa mengamati benda angkasa itu melayang di angkasa sebelum sampai pada titik terdekat dengan Bumi," tulis Spaceweather.com.

Ilmuwan NASA dan tim astronomnya secara teratur memantau langit untuk mencari asteroid yang dapat menimbulkan bahaya bagi Bumi. Para ahli memperkirakan bahwa asteroid berdiameter sekitar 140 meter dapat menyebabkan kehancuran yang luas di dekat lokasi yang terdampak. Namun untuk menyakibatkan dampak global, ukuran asteroid itu terlalu kecil.

September lalu NASA mengumumkan mereka telah mendata sekitar 90 persen dari asteroid terbesar yang orbitnya dekat Bumi. Pada pemetaan terakhir, para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 981 asteroid dekat Bumi seukuran gunung atau lebih besar.

Sepanjang sejarah, asteroid cukup besar dengan skala kerusakan masif hanya akan terjadi setiap 200-300 tahun saja, kata mantan astronot, Rusty Schweickart.

Pimpinan B612 Foundation, sebuah kelompok yang didedikasikan untuk memprediksi dan mencegah dampak asteroid dahsyat di Bumi, ini menyatakan kelangsungan hidup manusia suatu hari nanti akan tergantung pada kemampuan kita untuk membelokkan asteroid berbahaya menjauhi Bumi.

"Dinosaurus tidak memiliki teknologi tersebut, tentu saja, dan dampak bencana menyapu mereka bersama dengan tanaman lain dan spesies hewan, 65 juta tahun yang lalu," katanya.

Bumi Hampir Ditubruk Asteroid


Sebuah asteroid seukuran truk kecil mendekat ke Bumi, Sabtu, 8 Juni 2013. Jarak benda langit ini empat kali lebih dekat daripada Bulan dengan Bumi. Asteroid itu dinamakan 2013 LR6. Dan kemunculannya meningkatkan kesadaran akan potensi dampak berbahaya bagi planet ini. Apalagi akhir-ahir ini Bumi kerap mendapat kunjungan benda luar angkasa.

Dilansir dari laman Reuters, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, asteroid 2013 LR6 ditemukan sehari sebelum posisi terdekatnya dengan Bumi. Sekitar 104.607 kilometer dari Southern Ocean, di atas Samudra Selatan, sebelah selatan Tasmania, Australia. "Asteroid selebar 10 meter ini tidak menunjukkan ancaman berbahaya," tulis Reuters.

Sebelumnya, asteroid yang relatif lebih besar, selebar 2,7 kilometer, melintas sejarak 5,8 juta kilometer dari Bumi. Dijuluki QE2, asteroid ini lewat bersama deretan bulannya. Lalu, pada 15 Februari 2013, asteroid kecil meledak di atmosfer, di atas Chelyabinsk, Rusia. Ledakan itu menyebabkan kaca pecah dan sejumlah bangunan runtuh. Akibatnya, lebih dari 1.500 orang terluka. Pada hari yang sama, asteroid lain melintas dengan jarak 27.680 kilometer dari Bumi. Lebih dekat dari jaringan satelit komunikasi yang mengelilingi planet.

“Secara teoretis, ada kemungkinan terjadi tabrakan antara asteroid dan Bumi,” kata astronom Gianluca Masi.

Melalui proyek Teleskop Virtual, yang disiarkan langsung dengan webcast Google+, Masi menunjukkan gambar mendekatnya asteroid. Pendapat serupa juga diungkapkan NASA. Berdasarkan pengamatan, NASA menemukan ada sekitar 95 persen asteroid, berdiameter 0,65 kilometer atau lebih besar. Dan dalam perjalanannya, mereka relatif dekat dengan Bumi.

Sekitar 65 juta tahun lalu, sebuah obyek langit menabrak Bumi di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Tumbukan itu memicu perubahan iklim global yang diyakini sebagai penyebab punahnya dinosaurus dan bentuk kehidupan lain di Bumi. Dan kini, NASA, organisasi penelitian, serta perusahaan swasta berusaha melacak benda langit yang terbang melintas di dekat Bumi.

NASA Tangkap Suara Aneh Bumi dari Luar Angkasa


Manusia yang tak henti berbicara, deru kendaraan, hembusan agin, rudal yang meledak, segala macam bunyi dan kebisingan ada di dalam Bumi. Tapi suara macam apa yang dipancarkan planet biru ke luar angkasa.

Suara aneh mirip dengungan ditangkap oleh satelit kembar Radiation Belt Storm Probe (RBSP) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang baru diluncurkan 30 Agustus 2012 lalu.

Dua satelit tersebut menangkap gelombang yang radio mirip kicauan dan siulan yang dipancarkan magnetosfer Bumi pada Rabu 5 September 2012 lalu. Menangkap suara "nyanyian" Bumi.  Dengarkan suaranya di tautan ini.

Suara ini juga bisa didengar telinga manusia di luar angkasa. Asal, orang tersebut melepas helmnya saat melayang di luar angkasa. Juga tak ada gangguan penerimaan suara di ruang hampa udara.

Craig Kletzing, dari University of Iowa, adalah peneliti utama Electric and Magnetic Field Instrument Suite and Integrated Science (EMFISIS), instrumen yang ada dalam dua satelit tersebut. Ia mengatakan, manusia sejatinya sudah mengetahui suara ini selama beberapa dekade.

"Penerima gelombang radio terbiasa menangkapnya, terdengar seperti kicauan burung," kata dia seperti dimuat Daily Mail.

Suara itu biasanya mudah didengar kala pagi, berbarengan dengan suara burung. "Itu mengapa kadang-kadang diumpamakan sebagai "nyanyian fajar"."

Suara tersebut dipancarkan oleh partikel energik di tingkat atas dari magnetosfer Bumi, sebelum akhirnya bunyi itu berbalik ke sabuk radiasi yang mengelilingi Bumi.

Satelit kembar RBSP mengelilingi Bumi dalam orbit elips, kadang-kadang melayang rendah 37s mil di atas tanah, terkadang hingga ketinggian 20.000 mil. 
Tujuan dua satelit itu adalah untuk mempelajari Sabuk Van Allen yang mengelilingi Bumi, khususnya mengungkap partikel pembentuk sabuk radiasi.

Senin, 29 Juli 2013

10 Kawah Meteor Terbesar di Bumi. Bumi pernah dihantam asteroid, jutaan bahkan miliaran tahun yang lalu

Kendati Asteroid 2012 DA14 nyaris "mencumbu" Bumi pada Februari silam, batu angkasa yang berlari liar di alam semesta itu bukan tidak pernah menyambangi Bumi.

Bahkan, kalau dipaparkan, asteroid dan Bumi boleh dibilang cukup akrab, mempunyai sejarah panjang. Tidak percaya?

Asteroid bernama 2012 DA14 memang menoreh rekor baru sebagai asteroid yang terbang terdekat ke Bumi dalam catatan sejarah. Tapi, bukan berarti asteroid tidak pernah sampai ke daratan. Seperti manusia, nasib Bumi pun tidak selamanya mujur.

Kawah-kawah di Bumi menjadi wasiat abadi bahwa asteroid pernah "mampir." Namun, setelah jutaan tahun, bahkan mungkin miliaran, bentuk kawah tersebut berubah karena erosi, yang membuat manusia sulit untuk memperkirakan besar meteroit secara persis.

Ada konsensus ilmiah umum terkait kawah terbesar di dunia, yang menjadi jejak asteroid. Berikut sepuluh di antaranya, yang dirangkum oleh National Geographic:

1. Kawah Vredefort
 
Tanggal peristiwa asteroid: 2 miliar tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Free State, Afrika Selatan
Spesifikasi: Juga dikenal dengan sebutan Dome Vredefort, kawah Vredefort memiliki jari-jari diperkirakan 118 mil, setara 190 kilometer, membuat struktur kawah ini sebagai dampak terbesar asteroid yang populer di dunia. Kawah ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2005.

2. Sudbury Basin
 Tanggal peristiwa asteroid: 1,8 miliar tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Ontario, Kanada
Spesifikasi: The Basin Sudbury dianggap sebagai salah satu struktur dampak Asteroid terbesar di Bumi, dengan diameter diperkirakan 81 mil (130 kilometer). Mengingat usianya 1,8 miliar tahun yang lalu, struktur ini juga dikenal sebagai salah satu struktur tertua di dunia.

3. Kawah Acraman
  Tanggal peristiwa asteroid: 580 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Australia Selatan, Australia
Spesifikasi: Terletak di lokasi yang sekarang dikenal sebagai Danau Acraman. Struktur dampak asteroid berdiameter kurang lebih 56 mil (90 kilometer).


4. Kawah Woodleigh

 Tanggal peristiwa asteroid: 364 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Australia Barat, Australia
Spesifikasi: Kawah ini tidak tersingkap di permukaan dan telah menyebabkan banyak perbedaan mengenai ukuran sebenarnya. Laporan diameter bervariasi 25-75 mil (40 sampai 120 kilometer).


5. Kawah Manicouagan
Tanggal peristiwa asteroid: 215 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Quebec, Kanada
Spesifikasi: Sekarang kawah ini berbentuk danau Manicouagan. Meski terkena dampak erosi, kawah ini dianggap sebagai salah satu kawah terbesar dan paling awet di Bumi. Berdiameter sekitar 62 mil (100 kilometer).

6. Kawah Morokweng
 
 Tanggal peristiwa asteroid: 145 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: North West, Afrika Selatan
Spesifikasi: Terletak dekat Gurun Kalahari di Afrika Selatan, kawah ini masih menyimpan sisa-sisa fosil meteorit yang menghantamnya.


7. Kawah Kara 
Tanggal peristiwa asteroid: 70,3 juta tahun yang lalu
Lokasi: Nenetsia, Rusia
Spesifikasi: Sekarang sangat terkikis, kawah Kara kini hampir tidak terlihat sebagai struktur di Rusia. Beberapa orang menyatakan bahwa struktur dampak meteor ini sebenarnya terdiri dari dua kawah yang berdekatan.


8. Kawah Chicxulub
 
 Tanggal peristiwa asteroid: 65 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Yucatán, Meksiko
Spesifikasi: Terletak di Semenanjung Yucatán di Meksiko. Banyak ilmuwan percaya bahwa meteorit yang meninggalkan kawah besar menjadi salah satu penyebab punahnya dinosaurus. Perkiraan rentang diameter kawah ini diralat dari 106 menjadi 186 mil (170 menjadi 300 kilometer), yang jika benar terbukti, ini bisa menjadi kawah meteor terbesar di Bumi.


9. Kawah Popigai
Tanggal peristiwa asteroid: 35,7 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Siberia, Rusia
Spesifikasi: Ilmuwan Rusia mengklaim bahwa kawah ini berisi triliunan karat berlian, yang menjadikannya salah satu deposito berlian terbesar di dunia. Belakangan berlian yang ditemukan di sini dinamakan "berlian meteor."


10. Kawah Chesapeake Bay
 Tanggal terjadi asteroid: 35 juta tahun yang lalu (estimasi)
Lokasi: Virginia, Amerika Serikat
Spesifikasi: Ditemukan pada awal tahun 1980, Chesapeake Bay Kawah ini terletak sekitar 125 mil (201 kilometer) dari Washington, DC. Sejumlah perkiraan mengatakan kawah ini berdiameter 53 mil (85 kilometer).
 

KETERKAITAN BLACK HOLE (LUBANG HITAM) DENGAN HARI KIAMAT

 
 Lubang hitam atau Black Hole adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar.Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.Medan gravitasi begitu kuat sehingga 8 kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya.
Misteri lubang hitam yg bertebaran di jagad raya dapat dikatakan hampir mirip dengan konserp rentetan kejadian-kejadian aneh yg terjadi di kawasan Segitiga Bermuda.Tapi berbeda dg kasus-kasus di Segitiga Bermuda yg rata-rata menelan kapal laut maupun pesawat terbang, black hole dapat berukuran lbh besar dari matahari dan mampu menarik dan menelan apa saja yg berada di dekat nya termasuk planet-planet. Bahkan partikel cahaya pun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi black hole yg super dashyat.
Lubang hitam dibatasi oleh horizon peristiwa yang secara klasik ditafsirkan sebagai wilayah dimana tak ada apapun yang mampu keluar dari batas horizon peristiwa. Namun dengan memasukan unsur fisika kuantum, Hawking mengemukakan bahwa lubang hitam sesungguhnya mengeluarkan radiasi termal dari horizon peristiwa. Horizon peristiwa tidak hanya terdapat pada lubang hitam melainkan juga pada ruang de Sitter. Horizon peristiwa pada ruang–waktu ini disebut dengan horizon peristiwa kosmologi untuk membedakannya dengan horizon peristiwa lubang hitam. Horizon peristiwa kosmologi memiliki sifat–sifat termodinamika yang sama dengan horizon peristiwa pada lubang hitam.
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapt kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.
Teori Lubang Hitam pertama kali diperkenalkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Ø  Proses Terbentuknya Black Hole
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 , ilmuwan John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas Isaac Newton.
Beliau berpendapat, jika objek yg dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia akan terlepas dr pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dr 11 km/s, maka tentu ada planet atau bintang lain yg memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi. 
Istilah “lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena lubang hitam tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam nya sehingga kawasan di sekitar nya menjadi gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dr sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25.000 derajat Celcius. 
Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yg memakan waktu kira-kira 19 juta tahun selesai, ia akan menjadi bintang biru raksasa. Kemudian,bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah,akibat tarikan gravitasi nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau sering disebut dengan Supernova dan menghasilkan 2 jenis bintang yaitu bintang Netron dan Black Hole.
 Pertumbuhan Black Hole
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
 Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Ø  Cakram gas
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.
Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
    Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.
Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Ø  Fakta-fakta Menarik mengenai Black Hole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri.
Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
  Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
   Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel : Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis oleh Monster Gravity ini”
A. Hubungan teori lubang hitam dengan kiamat
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam! “Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya?
Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.
Inilah yang akan terjadi pada kita. Cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Namun semua itu hanya akan terjadi atas kehendak Allah SWT. Kapan itu akan terjadi tiada satu manusia pun yang mengetahuinya. Wallahu A’lam Bissawab…
B.   Hasil penelitian tentang teori lubang hitam
Para astronom mengintip alam semesta awal dari Quasar paling jauh. Didukung oleh lubang hitam bermassa 2 miliar kali Matahari, quasar tampak seperti 12,9 miliar tahun yang lalu ketika alam semesta baru mulai muncul setelah Big Bang. Tim peneliti internasional melapor ke Nature lubang hitam supermasif yang menarik gumpalan besar materi menjadi cengkeraman gravitasi. Akibatnya, quasar memancarkan 60 triliun kali cahaya Matahari. Tim mengidentifikasi objek dari teleskop inframerah milik Inggris Infrared Deep Sky Survey (IDSS) yang membidik 5 persen langit dalam panjang gelombang inframerah.
aniel Mortlock, astrofisikawan dari Imperial College London, menyamakan proses ini seperti mendulang emas. "Anda melihat hal-hal bercahaya dalam banyak inframerah, namun tidak semua dari mereka adalah nugget. Kami punya nugget yang besar kali ini," kata Mortlock. Sebuah objek yang dinamai ULAS J1120+641 adalah tampilan petunjuk yang baik dan teka-teki tentang alam semesta awal. "Obyek ini berada tepat di jarak terjauh yang mungkin dapat kita lihat," kata Mortlock. Karena waktu yang dibutuhkan cahaya Quasar dalam mencapai Bumi, para astronom menghitung 770 juta tahun setelah Big Bang. Sementara teori meramalkan quasar dapat terbentuk segera setelah Big Bang, tidak satu pun mengantisipasi melihat begitu besar saat embrio alam semesta.
"Ini seperti menemukan anak 6 kaki di Taman Kanak-Kanak," kata Marta Volonteri, astrofisikawan dari University of Michigan di Ann Arbor.
Teori menunjukkan lubang hitam kecil terbentuk dari benda-benda padat yang tertinggal setelah kematian bintang awal atau terbentuk dari gas kosmik secara langsung.
Volenteri mengatakan teori benar, ULAS J1120+641 diperlukan untuk memulai terbentuk sebelum waktu awal, menunjukkan bahwa teori keruntuhan langsung sangat baik didukung oleh temuan Quasar itu. Para ilmuwan berharap survei langit akan menemukan lebih banyak. Avi Loeb, astrofisikawan dari Harvard University, mengatakan quasar dapat bertindak sebagai beacon cahaya yang membantu astronom membantu mempelajari alam semesta awal. Langkah-langkah selanjutnya termasuk menemukan kosmis awal dan mempelajari lingkungan quasar menggunakan panjang gelombang yang berbeda.
"Temuan menarik. Ini bisa menjadi salah satu tempat terpesona di alam semesta di mana hal-hal terjadi sangat cepat. Namun selalu berbahaya jika Anda mendasarkan segala sesuatu yang Anda tahu hanya pada satu objek," kata Chris Willott dari National Research Council Canada.
Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil. "Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News. Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.
Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto. Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan.
Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.
 Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA Profesor Hagai Netzer dari Universitas Tel Aviv dan mahasiswanya, Benny Trakhtenbrot, melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lewat risetnya, keduanya menemukan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh secara cepat ketika semesta masih berusia 1,2 miliar tahun. Paparan penelitian tersebut dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal yang terbit pada bulan ini. Hasil penelitian ini sekaligus menjadi koreksi bagi hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh pada usia semesta 2-4 miliar tahun.
Penelitian tersebut dilakukan dengan observasi menggunakan teleskop-teleskop tercanggih dunia. Dua teleskop yang digunakan adalah Gemini North di puncak Gunung Mauna Kea di Hawaii dan Very Large Telescope Array di Cerro Aranal, Cile. Berdasarkan analisis data menggunakan instrumentasi supercanggih pada teleskop, peneliti mengetahui bahwa lubang hitam yang aktif pada usia semesta 1,2 miliar tahun sepuluh kali lebih kecil dari lubang hitam yang aktif sesudahnya. Namun, lubang hitam kecil itu tumbuh jauh lebih cepat. Peneliti juga menemukan, lubang hitam yang memulai semua proses pertumbuhannya ketika semesta masih berusia ratusan juta tahun memiliki massa hanya 100-1.000 kali massa matahari. Lubang hitam ini diduga berkaitan dengan pembentukan bintang-bintang pertama. Hasil penelitian itu merupakan puncak dari proyek penelitian tentang lubang hitam di Universitas Tel Aviv, Israel. Proyek penelitian tersebut didesain untuk mengetahui proses evolusi lubang hitam paling masif dan membandingkannya dengan evolusi galaksi.
Para ahli Astronomi yang dipimpin oleh Karl Gebhardt dari The University of Texas di Austin, Texas, telah mengukur lubang hitam terbesar dengan mengkombinasikan data dari teleskop raksasa di Hawaii dan juga teleskop yang lebih kecil di Texas. Hasilnya, diprediksi lubang tersebut memiliki ukuran yang sama dengan sekira 6,6 miliar matahari yang bisa dimasukkan ke dalam lubang hitam di galaksi M87. Ukuran maha besar ini adalah yang terbesar yang pernah diukur untuk sebuah lubang hitam. Demikian seperti yang dikutip dari Mumbai Mirror, Selasa (18/1/2011).
Berdasarkan ukurannya yang sangat besar, galaksi M87 adalah kandidat terbaik untuk mempelajari sebuah lubang hitam untuk pertama kali. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam Astrophysical Journal. Gebhart memimpin penelitian ini dengan menggunakan teleskop North Gemini sepanjang 8 meter di Hawaii, untuk melihat pergerakan bintang di sekitar lubang hitam di tengah galaksi M87.
"Sampai saat ini belum ada bukti mengenai keeksisan lubang hitam tersebut," ujar Gebhart. Gebhart mengatakan hal ini disebabkan karena lubang hitam di galaksi M87 begitu besarnya, sehingga batasnya tidak terlihat. Batas lubang hitam di galaksi M87 adalah tiga kali lebih besar dari orbit Pluto mengitari matahari, yang bisa saja membuat lubang hitam tersebut menelan satu galaksi secara keseluruhan.
Gebhart juga mengatakan bahwa mereka ke depannya bisa menggunakan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk melihat bayangan dari batas lubang hitam raksasa tersebut. 
Lubang hitam dibangun dengan konsentrasi materi yang menghasilkan raksasa gravitasi maha kuat bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri. Dua lubang baru melayang di pusat galaksi elips berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Quasar adalah obyek terang di alam semesta, galaksi dengan radiasi core gas aktif dan debu dalam jangkauan sebuah lubang hitam supermasif di pusat. Ketika bahan bakar habis, quasar meredup, meninggalkan bangkai lubang hitam di tempatnya.
Para ilmuwan mengatakan temuan lubang hitam baru menegaskanam   pemahaman tentang siklus hidup quasar.
"Quasar paling terang tampaknya membutuhkan sebuah lubang hitam 10 miliar massa Matahari agar mampu memancar energi yang diperlukan," kata Douglas Richstone, astronom University of Michigan. "Untuk waktu yang lama, kita tidak menemukan lubang hitam besar apapun. Sekarang ternyata mereka ada dan teori cocok dengan pengamatan," kata Richstone. Sekitar 63 lubang hitam supermasif telah ditemukan bercokol di inti galaksi. Terbesar selama lebih dari tiga dekade bermassa 6,3 miliar kali Matahari di pusat galaksi M87. Lubang hitam baru ditemukan bermassa 9,7 miliar kali Matahari di galaksi elips NGC 3842, galaksi terang sekitar 320 juta tahun cahaya ke arah konstelasi cluster Leo. Lubang hitam kedua duduk di galaksi elips NGC 4889, galaksi terang sekitar 336 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Coma Berenices. "Laporan ini dapat menjelaskan bagaimana lubang hitam dan galaksi di sekitarnya tumbuh satu sama lain sejak awal alam semesta," kata Nicholas McConnell, postdoc University of California Berkeley. "Kita bisa melihat radiasi latar bekakang gelombang mikro alam semesta sisa-sisa Big Bang. Ini sangat halus. Ada riak di dalamnya tapi rendah amplitudo. Segala sesuatu yang kita tahu di alam semesta, bintang, planet, lubang hitam," kata McConnell. "Memahami proses menjadi bagian agenda astronomi modern. Dan memahami form lubang hitam supermasif, korelasi dengan galaksi jost dan bagaimana membentuk galaksi menjadi awal dari cerita," kata McConnell.

Luar Angkasa Ternyata...

Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial".

Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry).
Batasan menuju angkasa

  • 4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
  • 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
  • 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
  • 18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
  • 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
  • 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
  • 32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
  • 45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
  • 50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
  • 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
  • 100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).

 Angkasa tidak sama dengan orbit

Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.